ASSALAMUALAIKUM
SALAM DIHULURKAN
AHLAN WASSALAM
UKHUWAH DIJALINKAN
Hari
nie,,aku nk kongsi korg semua tentang
TAFSIR SURAH AL-IKHLAS
Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
PENGENALAN
Firman Allah:
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Segala puji bagi Allah dan
cukuplah kepadaNya kita memuji, semoga salam tetap tercurahkan kepada para
hamba-hambaNya yang terpilih, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah dengan sebenarnya selain Allah yang tiada sekutu bagiNya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wa Ba’du:
Sesungguhnya Allah menurunkan
Al-Qur’an ini agar ayat-ayatnya direnungkan dan diamalkan. Allah سبحانه و تعالي berfirman:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.
Di antara surat Al-Qur’an yang sering terdengar pada pendengaran kita dan
sangat perlu untuk direnungkan dan fikirkan adalah surat Al-Ikhlas. Allah سبحانه و تعالي berfirman:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ
الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً
أَحَدٌ
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." [QS.
Al-Ikhlas: 1-4]
KISAH DARI SURAH AL IKHLAS
Dari Anas رضي الله عنه menceritakan seorang lelaki dari Anshor mengimami masyaraktnya
di masjid Quba. Dan setiap kali dia kali membaca surat tertentu di dalam solatnya
maka dia selalu membukanya dengan:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Sehingga begitu
selesai membaca surat Al-Ikhlas maka barulah dia melanjutkannya dengan membaca
surah yang lain. Dan hal tersebut dikerjakannya pada setiap rakaat dari solat.
Para sahabat yang lain berkata kepadanya: Sesungguhnya engkau selalu membuka
bacaanmu dengan surah ini kemudian engkau melihat bahawa bacaan solatmu tidak
sempurna sehingga engkau menambahkannya dengan surah yang lain, sebaik anda
membaca surah ini (Al-Ikhlas) atau engkau meninggalkan membacanya dan
menggantikannya dengan surah yang lain. Imam tersebut menjawab: Aku tidak akan
meninggalkannya. Maka jika kalian senang aku sebagai imam kalian dalam solat
dan tetap membaca surah tersebut maka saya tetap menjadi imam. Namun jika
kalian tidak menyenangi tindakan saya
itu maka aku akan meninggalkan kalian, dan mereka melihat bahawa orang tersebut
adalah peribadi yang paling baik di antara mereka dan mereka tidak suka jika
ada orang lain selain dirinya mengimami masyarakat. Lalu pada saat mereka
datang kepada Nabi صلي الله عليه وسلم merekapun memberitahukan tentang tindakan imam mereka. Maka
Nabi صلي الله عليه وسلم bertanya kepadanya: Wahai fulan!, apakah yang menegahmu
melakukan apa yang diperintahkan oleh para sahabatmu, dan apakah yang
mendorongmu untuk selalu membaca surat ini pada setiap raka’at?. Imam tersebut
menjawab: Aku mencintainya. Di dalam sebuah riwayat disebutkan: Sebab surah
tersebut mengandung sifat Allah Yang Maha Penyayang.[1]
Lalu Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: Cintamu kepada surat tersebut memasukkanmu ke dalam syurga”.[2]
Dari Abi Sa’id Al-Khudri رضي الله
عنه berkata: Nabi صلي الله عليه وسلم berkata kepada para sahabatnya: Apakah salah seorang di antara
kalian merasa tidak mampu membaca sepertiga Al-Qur’an pada setiap malam?. Maka
hal ini menyulitkan bagi para sahabat, lalu mereka bertanya: Siapakah di antara
kita yang mampu melakukan hal tersebut wahai Rasulullah?. Maka Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: (الله الواحد الصمد) adalah sepertiga Al-Qur’an. Dan Nabi صلي
الله عليه وسلم menjadikan surah
ini sebagai penawar ditambah dengan surah-surah yang lain. Dan semua ayat-ayat
Al-Qur’an adalah penawar bagi penyakit.
Dari Aisyah رضي الله عنها bahawa apabila Nabi صلي الله
عليه وسلم akan beranjak tidur
pada setiap malamnya maka beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu
meniup pada keduanya:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Kemudian beliau
mengusap bahagian jasad yang boleh dijangkau dengan tangannya, mulai dari
kepala, wajah dan bahagian depan jasad beliau,
dan beliau mengerjakan hal tersebut selama tiga kali.[3]
Di antara pelajaran yang boleh
diambil dari surah di atas adalah:
Petama:
Menetapkan keesaan Allah سبحانه و تعالي dan bantahan terhadap orang-orang Yahudi dan Nashrani yang
menjadikan bagi Allah anak. Allah سبحانه و
تعالي berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللّهِ
وَقَالَتْ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ
يُضَاهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللّهُ أَنَّى
يُؤْفَكُونَ
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan
orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah
itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai
berpaling?. QS. Al-Taubah: 30
Kedua: Surat
ini mengandung nama Allah yang agung, yang jika seseorang dengannya niscaya dia
akan dipekenankan dan apabila dia
berdo’a maka do’anya akan dikabulkan.
Dari Abdillah bin Buraidah dari Bapakanya رضي
الله عنه bahwa Nabi صلي الله عليه وسلم mendengar seorang lelaki berdo’a:
اَللَّهُمَّ إِنـِّي أَسْأَلُكَ أِنـِّي أَشْهَدُ
أنك أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
(Ya Allah sesungguhnya aku
memohon kepadaMu, karena sesungguhnya aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah
yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dirimu Yang Maha Esa, Yang
bergantung kepada Dirimu segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara denganNya).
Maka Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda setelah mendengar munajat orang tersebut: Sungguh engkau
telah memohon kepada Allah dengan namaNya yang apabila engkau bertanya
dengannya niscaya Dia akan memperkenankan permohonanmu dan jika engkau berdo’a
dengannya maka Dia pasti menerima do’amu”.[4]
Ketiga:
Disunnahkan untuk dibaca ketika hendak tidur malam, sebgaimana yang dijelaskan
di dalam keseharian prilaku Rasulullah صلي
الله عليه وسلم, dan dianjurkan
juga membacanya baik pada waktu pagi dan petang sejumlah tiga kali.
Dari Abdullah bin Hubaib رضي الله
عنه berkata: Kami keluar pada
malam yang gelap lagi hujan lebat untuk mencari Rasulullah صلي الله عليه وسلم agar beliau berkenan bersama kami lalu kamipun mendapatkan
beliau صلي الله عليه وسلم: maka beliau bersabda: Apakah kalian telah mendirikan solat”.
Namun aku tidak menjawab apapun. Maka Nabi صلي
الله عليه وسلم berkata kepada
kami: katakanlah!. Namun aku tidak mengatakan sesuatu apapun. Kemudian beliau
kembali berkata: Katakanlah!, Namun aku tidak menjawab sesuatu apapun. Kemudian
beliau kembali berkata: Katakanlah!, lalu aku bertanya: Apakah yang semestinya
aku katakan?. Beliau bersabda: Katakanlah:
(قل هو
الله أحد) dan
Al-Mu’awwidzataini (al-falaq dan an-nas) pada saat pagi dan petang tiga kali
maka dia menjagamu dari segala sesuatu”.
Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam dan solawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga
dan seluruh para sahabatnya.
No comments:
Post a Comment